Menikmati Gaya Lewat Rasa Tren Baru Dunia Fashion & Kuliner – Dunia fashion kini tidak hanya sebatas kain runway, dan gaya busana. Para brand mewah global seperti Louis Vuitton, Gucci, hingga Fendi mulai mengeksplorasi cara baru untuk berinteraksi dengan publik: lewat rasa. Mereka menghadirkan pengalaman multisensori dengan membuka kafe, restoran, atau pop-up food stall yang menggabungkan identitas visual khas mereka Rajamahjong dengan kuliner eksklusif.

Tren ini bukan sekadar gimmick. Para desainer menyadari bahwa konsumen modern menginginkan lebih dari sekadar produk—mereka menginginkan cerita dan pengalaman. Maka, menghadirkan rasa sebagai perpanjangan dari gaya menjadi strategi yang tepat untuk memperkuat koneksi emosional merek dengan konsumennya.

Contoh Brand Fashion yang Menyajikan Rasa

Beberapa luxury brand telah sukses memadukan dunia mode dengan makanan. Gucci, misalnya, membuka restoran Gucci Osteria di Florence dan Los Angeles, yang menyajikan hidangan fine dining dengan nuansa elegan khas rumah mode tersebut. Bahkan, restoran ini dipimpin oleh koki berbintang Michelin, menjadikan kuliner sebagai bagian dari warisan brand.

Begitu pula dengan Louis Vuitton yang merilis kafe eksklusif seperti Le Café V dan toko cokelat Le Chocolat V di Jepang. Semua dikemas dalam desain interior berkelas yang tak lepas dari ciri khas LV, menjadikan momen makan sebagai pengalaman modis.

Sementara Fendi pernah wisdom of athena 1000 menghadirkan pop-up kafe di Seoul yang dipenuhi dengan motif logo dan warna khas brand. Di dalamnya, pengunjung bisa menikmati kopi latte dengan logo Fendi di permukaannya—sebuah sentuhan kecil yang menghadirkan kesan besar.

Alasan di Balik Strategi Kuliner Fashion

Mengapa brand fashion mulai melirik dunia kuliner? Salah satu alasannya adalah upaya memperluas pasar dan memperkuat identitas merek secara imersif. Melalui makanan, brand bisa menciptakan pengalaman personal yang lebih dekat dan mudah diakses, terutama bagi konsumen muda yang mungkin belum mampu membeli tas jutaan rupiah, tapi ingin “merasakan” kemewahan secara langsung.

Selain itu, kehadiran kafe atau restoran brand fashion juga memperkuat kehadiran mereka di media sosial. Foto makanan cantik dengan branding eksklusif menjadi konten menarik di Instagram dan TikTok, menambah daya tarik promosi digital.

Gaya Hidup yang Bisa Dicicipi

Fenomena ini membuktikan bahwa fashion bukan lagi sekadar tampilan, tapi juga bisa dinikmati dalam arti sesungguhnya. Ketika gaya berpadu dengan cita rasa, yang hadir adalah sebuah bentuk baru dari gaya hidup: elegan, berkelas, dan menggugah indera.

Melalui sajian yang bisa dicicipi, brand mewah berhasil memperluas definisi fashion menjadi sesuatu yang lebih personal, menyenangkan, dan tentu saja… lezat.